Assalamu'alaikum w.b.t.
Baru sahaja selesai menonton Majalah 3 di tv3, dan kali ini dengan kisah letusan Gunung Merapi di Indonesia. Sungguh tragis. Beratus-ratus manusia kehilangan nyawa, harta dan tempat tinggal. Ujian buat mereka yang bukan hanya menguji insan-insan di daerah sana, tetapi juga peringatan buat manusia-manusia yang masih punya nyawa ini. Allahu Akbar, Kau Yang Maha Kuasa.
Melihat mayat-mayat bergelimpangan di dalam debu-debu di halaman rumah mereka, sungguh membuat hati ini ngeri lagi gerun. Lantas menginsafi betapa manusia ini hanyalah hamba yang cukup lemah lagi kerdil, ibaratnya semut-semut yang sedang berada di tanah pamah, lantas di sirami dengan abu-abu bahan bakar. Nah, pengakhirannya hanyalah begitu, walau betapa tinggi dan besarnya pangkat semasa masih punya nyawa. Sanak saudara mereka semua berduka, pada wajah mengundang seribu tanda tanya akan suami atau isteri atau anak-anak, ibu , ayah yang masih tidak dijumpai. Mereka meratap, memohon perlindungan dari Allah, sungguh ratapan itu penuh dengan pengharapan dan deraian air mata. Hanya nama Allah yang bermain di bibir-bibir mereka yang terselamat sementara berjaga-jaga jika ada ancaman seterusnya dari sang merapi.
Terpaku seketika mata ini, lidah terkelu, gambaran asap dan debu yang bergumpalan mengingatkan diri ini akan hari terakhir buat seluruh umat manusia, yakni Hari Kiamat. Sungguh, Allah s.w.t. telah menggambarkan segala-galanya tentang keadaan hari itu di dalam Al-Quran, dan letusan Merapi ini adalah salah satu contoh dan bukti, akan benarnya janji Allah s.w.t. terhadap makhluknya.
Letusan gunung berapi, banjir di beberapa negeri di Malaysia, kes-kes jenayah yang hari-hari semakin pelik dan gila. Itulah dia peringatan dan ancaman dari Pemilik Alam Semesta kepada hamba-hambaNya. Maka, amatlah rugi jika segala yang berlaku ini hanyalah bagai debu-debu yang akhirnya hilang bila angin menyapu pergi, biarlah fenomena semasa ini bisa menggetarkan hati-hati yang makin lalai, menguatkan jiwa yang sedang rapuh, lantas membangkitkan keazaman untuk terus membina hidup dalam Mardhatillah.
Ya Allah, Hanya padaMu kami mohon perlindungan,
Ya Allah, Ampuni kami..Rahmati kami..kasihi kami.
Ameen Ya Rabbal 'Alamin..
Baru sahaja selesai menonton Majalah 3 di tv3, dan kali ini dengan kisah letusan Gunung Merapi di Indonesia. Sungguh tragis. Beratus-ratus manusia kehilangan nyawa, harta dan tempat tinggal. Ujian buat mereka yang bukan hanya menguji insan-insan di daerah sana, tetapi juga peringatan buat manusia-manusia yang masih punya nyawa ini. Allahu Akbar, Kau Yang Maha Kuasa.
Melihat mayat-mayat bergelimpangan di dalam debu-debu di halaman rumah mereka, sungguh membuat hati ini ngeri lagi gerun. Lantas menginsafi betapa manusia ini hanyalah hamba yang cukup lemah lagi kerdil, ibaratnya semut-semut yang sedang berada di tanah pamah, lantas di sirami dengan abu-abu bahan bakar. Nah, pengakhirannya hanyalah begitu, walau betapa tinggi dan besarnya pangkat semasa masih punya nyawa. Sanak saudara mereka semua berduka, pada wajah mengundang seribu tanda tanya akan suami atau isteri atau anak-anak, ibu , ayah yang masih tidak dijumpai. Mereka meratap, memohon perlindungan dari Allah, sungguh ratapan itu penuh dengan pengharapan dan deraian air mata. Hanya nama Allah yang bermain di bibir-bibir mereka yang terselamat sementara berjaga-jaga jika ada ancaman seterusnya dari sang merapi.
Terpaku seketika mata ini, lidah terkelu, gambaran asap dan debu yang bergumpalan mengingatkan diri ini akan hari terakhir buat seluruh umat manusia, yakni Hari Kiamat. Sungguh, Allah s.w.t. telah menggambarkan segala-galanya tentang keadaan hari itu di dalam Al-Quran, dan letusan Merapi ini adalah salah satu contoh dan bukti, akan benarnya janji Allah s.w.t. terhadap makhluknya.
Letusan gunung berapi, banjir di beberapa negeri di Malaysia, kes-kes jenayah yang hari-hari semakin pelik dan gila. Itulah dia peringatan dan ancaman dari Pemilik Alam Semesta kepada hamba-hambaNya. Maka, amatlah rugi jika segala yang berlaku ini hanyalah bagai debu-debu yang akhirnya hilang bila angin menyapu pergi, biarlah fenomena semasa ini bisa menggetarkan hati-hati yang makin lalai, menguatkan jiwa yang sedang rapuh, lantas membangkitkan keazaman untuk terus membina hidup dalam Mardhatillah.
Ya Allah, Hanya padaMu kami mohon perlindungan,
Ya Allah, Ampuni kami..Rahmati kami..kasihi kami.
Ameen Ya Rabbal 'Alamin..
No comments:
Post a Comment